Juni 08, 2015

Sekutip Surat Untukmu, Terkasih

Mungkin selama ini tidak banyak yang berubah dariku. Hidupku, hatiku. Semua seolah hanya bergeser 0,1 cm dari lumpur yang selalu menyeretku untuk tenggelam. Kerja keras dan pengorbanan untuk mulai bangkit dari kubangan si lumpur hidup nampak tak berbuah hasil. Selalu saja dia menarikku, menarikku, lagi. Kaulah si lumpur hidup yang jahat. Mencoba menelanku dalam nafsu dirimu. Tapi tidak! Aku masih belum menyerah untuk berjuang keluar dari lumpur. Meskipun tidak mudah, meskipun tertatih.

Tuhaaaaan, ini adalah cobaan yang tidak mudah bagiku. Selama bertahun lamanya, aku mencintai orang yang hanya ingin menjerumuskanku lebih dalam lagi dalam lingkaran kemurkaan-Mu. Sudah aku tak menghiraukannya, tetapi ia datang lagi, muncul lagi, seoalah tak ingin berhenti menggangguku. Dan selama itu pula, aku jatuh, aku terseret, aku kebingungan, aku hina, aku lelah, aku kalang kabut, dan hampir tenggelam sedikit lagi olehnya. Dan setiap aku hampir mati tenggelam, aku teringat 3 hal: cintaku pada-Mu, cintaku padanya dan cintaku di masa depan. Itulah yang selalu menyelamatkanku dari semakin terhinanya diriku.

Aku tak ingin semakin hina, aku tak ingin semakin dibenci Tuhan-ku, aku tak ingin mengecewakan jodohku kelak. Karena aku sangat berharap jodohku adalah dia yang mampu menjadi imam dunia akhiratku, Sang Penyelamatku di akhirat. Hanya tangisan dalam penyesalan dini ini yang aku harapkan mampu menyemangatiku bangkit dari lumpur. Karena aku masih belum mampu bertegas diri melawan dia yang aku cintai. Cintaku pada dirinya lebih besar dari nafsuku. Sempat terbesit, apakah kehinaan yang kau inginkan dariku adalah bagian dari cintamu padaku atau hanya sekedar nafsu belaka? Apakah kau tau aku mencintaimu bukan sekedar hasrat ingin memilikimu di dunia, aku berharapp lebih. Lebih dari yang mungkin kau kira. Bersama bahagia di akhirat. Ya, itu!

Aku mohon jangan memanfaatkan perasaan cintaku padamu hanya untuk kesenangan duniamu saja. Tak tahukah aku lelah kau tarik ulur hatiku.  Tak bisakah kau menginginkanku karena cinta sucimu?  Tak bisakah kau menjadi pria yang menjaga kesucian wanita yang mencintaimu? Apakah kau melakukan ini kepada semua wanita yang pernah mencintaimu? Merusak, merusak dan merusak. Inilah kebodohanku, mencintai pria perusak. Pria yang tak pernah membicarakan cinta, tapi nafsu belaka. Tololnya diriku yang masih berharap kau berubah. Kau sama sekali tidak memikirkan 'sins'. Kau bahkan tidak pernah membicarakannya.

Hey, man. Meskipun aku mencintaimu selama bertahun-tahun, tapi aku tidak mau menghabiskan sisa umurku denganmu. Aku ingin bersama pria yang mengasihiku dengan cinta sucinya. Jadi tolong, jika kau tak mencintaiku lebih baik lepaskan aku pergi. Tak ada guna bersamamu. Mengharapkanmu hanya akan membunuhku. Sudah cukup kehinaan ini. Sudah cukup kau coba membawaku ke memori lama. Itu hanya cerita lama. Aku ingin melangkah ke jalan yang lebih baik. Meskipun tak bersamamu, orang yang selalu menggetarkan hatiku. Aku yakin aku kuat. Aku tidak lemah. Aku mampu walau air mataku pasti 'kan mengering seiring menjauhnya hatimu. Cukuplah kau menghilang sampai aku bertemu jodohku di pelaminan. Semua cinta yang menyakitkan ini pasti akan pudar.

Tuhan, jagalah cintaku dalam kebaikan

Musnahkanlah semua kehinaan cintaku

Ampunilah cinta sesat ini

Tunjukkanlah dia yang sebenar-benarnya

Terangilah hidupnya

Ubahlah dia menjadi pria sholeh

Pria yang Kau cintai, Tuhan..

Dan sertakanlah aku di pelaminan megahmu

Bersama hamba laki-laki yang mencintai-Mu lebih dari mencintaiku

Aamiin


Dear, My Dear

Tidak ada komentar:

Posting Komentar